Cari

Jumat, 04 Juni 2010

Mahasiswa, Status yang Mahal dan Akankah tersia-sia?

MAHASISWA, STATUS YANG MAHAL DAN AKANKAH TERSIA-SIA?

Mahasiswa, sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita, berasal dari dua kata yaitu maha dan siswa. Maha dapat diartikan besar atau tinggi sedangkan siswa dapat diartikan pelajar atau orang yang mempelajari sesuatu. Jadi mahasiswa dapat diartikan pelajar yang derajatnya lebih tinggi dari pelajar lain. Predikat ini diberikan karena para mahasiswa menimba ilmu di perguruan tinggi, seperti juga yang dialami oleh dosen sehingga mereka juga disebut sebagai mahaguru.

Ada pula yang mengartikan mahasiswa sebagai golongan kaum terpelajar yang berada atau menduduki tingkatan atas civitas akademika. Oleh sebab itu, sudah seharusnya para mahasiswa dilengkapi dengan tingkat kemandirian yang tinggi, berwawasan luas, dapat mengatur dirinya sendiri dengan baik karena lamanya pendidikan yang mereka tempuh atau telah menempuh S3 yaitu SD, SMP, dan SMA.

Banyak orang yang menginginkan dapat masuk dan sekolah di perguruan tinggi serta mendapatkan predikat status sebagai mahasiswa. Akan tetapi tidak semua orang dapat meraihnya. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Bukan rahasia umum dan sudah diketahui bersama bahwa untuk masuk ke perguruan tinggi harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bahkan berjuta-juta sampai puluhan juta. Itu baru biaya masuk atau registrasi, belum biaya lain di luar biaya tersebut seperti biaya transportasi, pendaftaran, persiapan ujian masuk, dan lain sebagainya yang harus dikeluarkan ketika proses mendaftar sampai diterima. Ketika sudah diterima pun masih harus memikirkan biaya hidup yang begitu tinggi jika memang perguruan tinggi tersebut jauh dari tempat tinggal asal. Berdasarkan biaya yang besar tersebut dapat dikatakan bahwa status mahasiswa adalah status yang mahal.

Mahalnya status mahasiswa sudah sepantasnya dimanfaatkan sebaik-baiknya dan tidak tersia-siakan begitu saja. Berkaca kepada pengertian mahasiswa sudah sepantasnya mahasiswa mampu menjadi orang yang tidak hanya prestatif dalam kuliah tetapi juga kreatif dan kontributif. Mahasiswa memiliki tiga peranan penting yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), agen perubahan (agent of change), dan sebagai generasi penerus masa depan (iron stock). Dari ketiga peran tersebut, mahasiswa dituntut untuk berperan aktif tidak hanya memikirkan nilai akdemis saja tetapi berkontribusi secara aktif sebagai tanggung jawab terhadap status mahasiswa yang dimiliki. Banyak fasilitas untuk dapat berperan aktif di setiap perguruan tinggi dan mahasiswa dapat memilih sesuai minatnya sebagai contoh adanya organisasi dari tataran jurusan sampai universitas, banyak unit kegiatan mahasiswa atau UKM, seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan atau training, serta begitu banyak ajang perlombaan yang bisa diikuti mahasiswa. Bahkan Drs. Harlanu, M.Pd selaku Koordinator UKM Bidang Minat dan Teknologi dalam sambutannya pada acara Smart and Creative Training UKM Riptek Unnes 22 Mei 2010 menyampaikan, “Jika ingin jadi mahasiswa yang kaya, maka rajin-rajinlah ikut PKM yang diadakan dikti!”. Itu merupakan salah satu ungkapan bahwa mahasiswa dituntut untuk lebih kontributif dan aktif kemudian hasil sampingnya bisa mendapatkan tambahan uang saku.

Agent of social control dimaksudkan bahwa menjadi mahasiswa harus mampu berpikir kritis terhadap apa yang terjadi pada lingkungan sekitar serta berperan aktif pada kegiatan-kegiatan yang diadakan di kampus, tidak hanya menjadi mahasiswa yang mengenal bangku kuliah saja tetapi juga ikut berkontribusi di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan, tidak cukup jika hanya memiliki nilai IP yang tinggi melainkan yang terpenting adalah memiliki pengalaman dan wawasan yang luas. Disamping itu, mahasiswa juga sebagai agent of change atau agen perubahan yang mampu merubah dirinya sendiri ke arah lebih baik yang nantinya akan berimbas kepada perubahan lingkungan dan bangsa menuju masyarakat yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Mahasiswa adalah pemuda sekaligus kaum terpelajar yang harus menjadi generasi penerus masa depan bangsa, itulah peran ketiga mahasiswa sebagai iron stock.

Ketiga peran tersebut harus dilakukan oleh mahasiswa sebagai bukti tanggung jawab serta tidak menyia-nyiakan terhadap status mahasiswa yang didapatkan secara mahal dan susah payah. Tidak hanya menjadi mahasiswa yang apatis tetapi menjadi mahasiswa yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, prestatif dalam bidang akademis maupun non akademis, kreatif dan kontributif yang mampu menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan demokratis menuju Indonesia yang lebih baik dan Maju.

Hidup Mahasiswa…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar